Selasa, 27 Desember 2011

Mesin Waktu di Museum Geologi Bandung



Kota Bandung memang lebih dikenal dengan kota mode alias fesyen alias factory outletnya yang membludak. Orang kalau ke Bandung nggak ke FO sepertinya kurang afdol. Tapi saya dan keluarga mencoba sesuatu yang berbeda yakni ke Museum Geologi Bandung yang lokasinya di Jl.Diponegoro tak begitu jauh dengan Gedung Sate yang kondang itu.

Saya dan keluarga ke museum sekaligus ingin memperlihatkan gaya liburan yang ke berbeda ke kedua anak saya, Sulthan (9) dan Rafa (5). Apalagi konon, di sana ada kerangka dinousaurus.

Sekitar pukul 12.00 saya sudah berada di gedung museum Geologi yang gedungnya memang kuno tapi terlihat menarik. Mengingat Bandung memang banyak sekali gedung dan rumah kuno peninggalan jaman Belanda.

Setelah memarkir mobil di belakang, dekat Gedung Serba Guna siang itu begitu panas. Saya surprise juga museumnya gratis dan lokasi sekitarnya bersih. Ketika masuk sudah disuguhkan dengan peta Indonesia yang besar. Di sebelah kiri terdapat sebuah TV Plasma ukuran sekitar 39inch. Berisi penemuan sebuah fosil mammut, gajah jaman purbakala. Fosil ini berupa tulang yang besar. Sebelah kanannya terdapat gambar serta penjelasan zaman, tumbuhan serta binatang yang pernah hidup di muka bumi. Menarik.
Selain itu di sebelah kanan dan kiri ada pintu masuk ke ruangan yang di dalamnya terdapat benda-benda yang dipamerkan di museum geologi itu.

Hal pertama kita kunjungi memasuki pintu sebelah kiri. Banyak terdapat batu-batuan yang pernah ada di muka bumi. Kebanyakan batu-batu purba yang pernah ditemukan di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Juga beberapa batu yang didapat dari limpahan gunung berapi.

Ketika baru masuk pintu di sebelah kiri terdapat tv plasma ukuran 32n inch. Di sini terdapat gambar peta perairan yang bisa bergerak menceritakan Indonesia skeitar 40 juta tahun lalu. Saya sempat terpana melihatnya dan membayangkan bagaimana Indonesia yang terdiri dari kepulauan itu terbentuk hingga seperti sekarang. Kepualaun Jawa dan Sumatera menempel sedangkan Kalimantan dan Sulawesi belum terbentuk. Semuanya menarik dan kita membayangkan serta berimajinasi kehidupan di planet ini beberapa juta tahun lalu.

Juga ada beberapa bentuk batu gamping yang ada di Tapanuli Selatan, juga ada batu dari lava serta batu bom limpahan dari letusan gunung krakatau di tahun 1883,batu gamping dari Aceh, dan lain sebagainya.

Lalu setelah puas melihat batu-batuan purba kita menyebrang ke ruangan lainnya. Di atas tertulis Sejarah Kehidupan. Ketika masuk ke dalamnya kita langsung disambut oleh kerangka tulang dari binatang dinosaurus yang besar dan tinggi. Serta di sebelah kanannya terdapat kerangka tulang mammut-gajah purbakala, tiranosaurus atau tyrex, kedua jagoan saya langsung senang melihat kerangka itu seakan takjub. Lalu ada replica kaki tyrex yang sangat besar dan itu sesuai dengan aslinya.

Tapi sayang, ruangan berdebu begitu sangat terasa masuk ke hidung saya. Saya langsung menutup hidung, ternyata bukan saya saja yang merasakan ada beberapa orang melakukan hal yang sama.  Tentu perlu tenaga dan dana khusus untuk membersihkan kerangka itu dari debu yang sudah bertengger di sana selama puluhan tahun. Apalagi museum tidak menarik uang bisa dibayangkan alasan mereka adalah tidak adanya dana dari pemda setempat. Memang snagat disayangkan. Karena banyak sekali anak-anak yang antusias melihat kerangka binatang purba itu.

Setelah puas kita masuk ke dalam ruangan di mana terdapat bentuk tengkorak manusia modern. Banyak bentuk tengkorak dan agak spooky seakan mata tengkorak yang bolong itu menatap semua orang yang datang.  Tapi buat pengetahuan ini menarik terutama untuk anak-anak. Semoga semua museum yang ada Indonesia lebih diperhatikan sehingga anak-anak mencari hiburan tidak hanya ke mal yang membuat mereka menjadi anak konsumtif tapi juga museum sekaligus menambah pengetahuan. SALAM

Jumat, 14 Oktober 2011

Resep Daging Giling Teriyaki

Resep ini saya dapat dari sepupu saya, untuk anak-anak saya akan mencobanya. Ternyata anak-anak saya suka dan saya ingin berbagi:


Bawang bombay cincang, bawang putih cincang lalu tumis dengan minya sedikit. Setelah wangi masukan daging giling dan aduk-aduk hingga daging berubah warna. Lalu masukan saos teriyaki, jangan terllau banyak secukupnya saja. Aduk lagi, masukan lada bubuk, pala bubuk,sedikit royco, dan garem. Aduk hingga rata lalu tambahkan air. Diamkan hingga air berkurang. Lalu masukan daun bawang iris dan bawang merah goreng. Kalau ingin terlihat lebih gelap masukan kecap manis. Selesai

Selamat mencoba!

Regards

AAL

Selasa, 11 Oktober 2011

Film Abduction


 Ketika Taylor Mencoba Melepaskan sosok Manusia Srigala

Ketika saya melihat posetr film Abduction yang terpampang wajah Taylor Lautner, saya jadi penasaran seperti apa acting si actor berbadan besi ini (badannya kenceng banget, kayak besi anti lembek gitu hehehe). Apalagi sekilas saya baca resensinya, sepertinya menarik. Apakah Taylor bisa melepaskan imejnya di Twilight si manusia srigala itu?

Akhirnya saya menonton di mall dekat rumah sumarecon mal serpong (sms). Pada pembukaan film, khas cerita anak remaja penuh dengan gila-gilaan, pesta,mabuk dan tentu wanita. Lalu Taylor yang berperan sebagai Nathan Harper dijemput sang ayah, Kevin (Jason Isaacs) lalu mereka beradut fisik di taman belakang rumah. Kevin mengajarkan bagaimana Nathan yang masih duduk di bangku SMU bisa membela dirinya dengan adu kekuatan. Bisa dibayangkan ayah dan anak ini saling berbaku hantam mulai dari tinju, tending,tonjok,tubruk semua gaya dipertontonkan. Dan sang bunda, Mara (Maria Bello) hanya menonton dari dalam rumah.

Dari sini bisa diambil kesimpulan gaya keluarga ini berbeda karena sang anak babak belur dipukuli ayahnya, sang ibu Cuma nonton sambil geleng-geleng kepala. Hingga cerita bergulir bagaimana kedua orang tua Nathan terlihat selalu mesra. Digambarkan keluarga ini rukun dan damai. Tapi dari sini saya bingung, wajah Taylor selalu sama tanpa ada ekspresi. Hanya matanya yang terlihat tajam, tak ada rasa senang, bahagia, atau apalah.

Di sekolah, Nathan naksir seorang cewek yang juga tetangga rumahnya, Karen (Lilly Collins). Sayang, Karen sudah punya kekasih anak kuliahan. Nathan yang mengagumi Karen hanya bisa memandang dari kejauhan. Mereka mulai dekat lagi ketika diberikan tugas sekolah bersama. Ketika browsing internet, Nathan kaget melihat foto dirinya ketika berusia 3 tahun terpampang di web anak yang diculik. Nathan pun mencoba menghubungi orang yang menangani website tersebut terjadilah chating. Kesalahan anak ABG yakni jujur memberikan informasi yang diminta secara gamblang meski hanya lewat internet.

Ternyata dari sana, keberadaanNathan diketahui melalui satelit. Nathan yang selama ini dicari dan menjadi incaran dikejar. Di sini cerita dimulai. Dua agen mendatangi rumah Nathan yang disambut oleh Mara. Mara dan Kevin ternyata dua agen CIA yang menyamar, jadi nggak heran kalau keduanya jago berkelahi. Tapi saying Nathan harus melihat pemandangan tragis kalau kedua orang tuanya dibunuh dan rumahnya langsung di bom. Nathan dan Karen-yang saat itu datang ke rumah-, kabur dan ditolong oleh psikiater keluarga, dr Bennet (Sigourney Weaver). Ternyata dr Bennet sama dengan Kevin dan Mara yang bertugas melindungi Nathan.

Mafia hingga CIA justru mengincar Nathan yang kabur dan baru menyadari pentingnya ilmu bela diri yang selama ini diberikan ayahnya. Dari sana Nathan juga mengetahui kalau Kevin dan Mara bukan orang tua kandungnya. Tapi Lorena dan Martin, dua agen yang pernah mencuri informasi penting yang dimiliki oleh seorang mafia.

Ceritanya seru, tapi sayang  Taylor dan Lilly kurang mengena dalam hal acting. Taylor belum bisa melepaskan dirinya yang identk dengan manusia srigala di Twilight. Taylor masih sadar diri kalau tubuhnya menjadi pemikat para cewek ABG, di beberapa scene diperlihatkan actor ini mmebuka bajunya. Untuk sebuah hiburan lunayanlah, jangan banyak berharap apapun. Just enjoy it.

Selasa, 13 September 2011

Sekelompok Aliens di komplek rumah




Komplek rumah saya termasuk tidak begitu besar dibandingkan dengan komplek rumah lain yang berjenis cluster. Jadi untuk para ibu-ibu yang ada di komplek tersebut saya lebih mengenal wajah mereka dibandingkan namanya.

Berbicara soal wajah lumayan seru dan unik juga buat saya. Beberapa bulan belakangan saya menandai hampir semua ibu-ibu di komplek rumah saya memiliki wajah yang sama. Lho?

Yang tadinya hitam jadi putih. Yang kulit wajah tadinya ada noda hitam menjadi bersih dan putih , bahkan ibu-ibu yang tadinya berjerawat jadi keliatan putih meski ada bekas jerawat. Saya takjub dengan perubahan tersebut, jadi terlihat cantik dan bersih. Baik dari ibu-ibu yang sudah terbilang berumur, ibu-ibu muda, hingga ibu-ibu yang berjilbab panjang.

Jika saya mengantar anak sekolah yang TK, dan sekolahnya ada di dalam komplek, nyaris sebagian ibu-ibunya memiliki wajah yang sama. Putih bersih dan berkilau. Jika saya sedang sholat teraweh ke mesjid juga begitu, wajahnya mirip dengan putih bersihnya itu. Jika saya ada arisan RT di rumah juga begitu. Saya jadi bingung. Apa ibu-ibu ini memakai produk kecantikan yang sama??

Tapi jujur saja saya melihatnya menjadi ngilu. Kulit wajah mereka memang terlihat putih dan bersih tapi seperti kulit lapisan dalam yang dipaksa keluar. Dan saya tandai prosesnya terbilang cepat. Karena salah satu ibu  itu di bulan puasa pernah mengobrol dengan saya sambil menunggui anak sedang sekolah. Wajahnya masih kecoklatan, meski tidak berjerawat. Menurut saya itu sudah bersih secara alami. Tapi ketika saya mengantar anak hari pertama masuk sekolah setelah libur lebaran, wajahnya sudah putih cemerlang. Saya jadi melongo, jadi tidak sampai sebulan sudah terlihat menakjubkan. Ckckckck…

Saya jadi merasa tinggal di sebuah komplek rumah yang seluruhnya sudah berubah menjadi aliens, seperti cerita di film-film. Seluruh penghuninya mirip dan dipengaruihi oleh efek jelek. Karena di manapun saya ke luar rumah ke warung, tukang sayur, anter anak sekolah, semua ibu-ibu itu memiliki wajah yang sama.

Saking penasarannya saya iseng bertanya ketika sedang sholat teraweh di mesjid komplek. Saya bertanya juga secara halus dan memuji kepada seorang ibu. “Ibu ko wajahnya bersihan deh, jadi tambah cantik,” kata saya ke seorang ibu yang juga satu arisan RT dengan saya.

Si ibu terlihat tersenyum senang dipuji seperti itu. “Gampang caranya. Ibu mau pake obat kayak saya ini?” Tanya si ibu setengah memaksa menurut saya.

Ditodong tawaran begitu saya jadi bingung. Karena saya paling anti memberikan obat atau produk aneh-aneh ke wajah saya. Saya suka yang alami dan alhamdulillah wajah saya aman-aman saja sampai sekarang.

“Nggak bu, wajah saya nggak bisa pakai produk aneh-aneh,”jawab saya mengelak. Ketika saya tanya nama produknya ibu itu cuma tersenyum. Mungkin dia juga bisnis jualan produk itu, begitu pikiran saya.


Resep Nasi Goreng


Saya termasuk perempuan yang nggak bisa masak. memang sejak remaja sudah tomboy, pokoknya laki banget sampe kerjaanya berantem terus sama cowok. pas sekarang udah jadi ibu, saya masak dong walaupun seringnya mengecewakan padahal suami saya suka banget makan. tapi dari semua masakan yang saya bikin, nasi goreng yang paling disukai suami dan anak-anak. katanya enak, padahal ini hasil eksperimen. nih saya kasih tau bumbunya, semoga enak: saya nggakj pernah takerin bumbu jadi sesukanya aja, hehehe
1. bawanag merah
2. bawang putih
3.kemiri
4.cabe (kalo gak mau pedes gak usah pake cabe)
5.tomat
6.terasi

semuanya digiling halus. lalu tumis, setelah wangi masukin sosis atau baso, lalu telor (kalau nggak mau pake nggak apa). terus aduk masukin nasi lalu kecap. aduk sampai rata, udah siap dinikmati.
kalo udah dicoba kasih tahu ya suka apa nggak dengan resep itu. Selamat Makan Nasi Goreng

Senin, 15 Agustus 2011

Berpuasa sambil keliling JATENG

Awal pekan ini tepatnya hari Senin (08/08), saya kebetulan mendapatkan job untuk kordinir wartawan liputan ke kawasan Pantura. Seorang teman yang menjadi partner di Dinas Pekerjaan Umum membutuhkan wartawan untuk meliput kunjungan Dirjen Binamarga, Joko Murjanto. Akhirnya sayalah yang mendapatkan tugas terhormat itu. hanya diberikan waktu beberapa hari, saya sukses bisa membawa satu wartawan jakarta dari harian Suara Pembaruan dan 5 wartawan lokal Semarang seperti Wawasan, Harsem, ANtara, Radar Semarang dan Koran Tempo. Hari minggu saya sudah tiba di Semarang untuk koordinir sekaligus mempermudah kerjaan saya mengingat Pak Dirjen tiba di Semarang Senin pagi dan langsung bergerak.
Sejak pukul 07.00 pagi Bandara Ahmad Yani Semarang protokoler khas departemen sudah heboh.Ddi pintu keluar bandara sudah berjejer mobil dan staf PU yang siap menyambut pak Dirjen. Saya yang kebagian mengecek wartawan ikutan sibuk karena banyak perubahan yang mendadak. Kita sudah sewa bis kecil sekaligus makanan kotak tiba-tiba harus di ungsikan ke Innova  . akhirnya sekitar jam 9 ketika pak Dirjen sudah siap sy juga bersykur smua wartawan ngumpul.
Destinasi pertama mengunjungi jalan tol semarang-ungaran yg msh dalam perbaikan. kata si pak dirjen H-7 sudah bs digunakan tapi untuk mobil kecil. yang pernah ke semarang tau kan gimana panasnya itu kota? lbh panas dr jakarta. smua wartawan dan kru yg ikut selihat saya puasa semua.
lalu dilanjutkan ke beberapa jalan di kawasan Ygyakarta, Purwekerto untuk melihat penanganan jalan di sana untuk para pemudik. Panas, berdebu karena mendatangi jalanan yg sedang dibangun, dan tujuan kita ke cirebon memang sangat panjang. Sy yang nggak ngerti kawasan pantura, bingung kenapa juga jauh sekali. yang bikin makin nggak nyaman, salah satu wartawan ada yang muntah di mobil, duh> lengkaplah sudah derita ini.
Ketika buka puasa tiba, kita sudah dijamu disebuah restauran. tapi sayang, saya nggak nemu sambel. Apa org jawa musuhan sama sambel karena ketika makan di hotel pun sy nggak ketemu dengan cabe dan atributnya. usai buka puasa perut kenyang kyaknya enak dpake tdur hingga kita tiba di hotel Prima Cirebon.
Selasa pagi pukul 8.00 kita menjemput pak Dirjen yang menginap di hotel Santika Cirebon. Lalu kembali menyurusi jalan pantura lewat Pemalang. Mendatangi Jembatan Ciberes yang belum selesai dan dipastikan nggak misa dipakai pas mudik nanti. menurut pak Dirjen sebanyak 96 persen kawasan Pantura sudah bisa digunakan H-10 untuk para pemudik nantinya. Juga mengunjungi beberapa jembatan seperti Pemali, Balekambang, Sipait dan Pening.
Selama dijalan perut dan kepala mulai berontak. karena memang kurang tidur dan hanya sedikit sahur. Baru kali ini menerima pekerjaan segitu beratnya, di bulan puasa, hawa panas, jalan-jalan keliling jawa tengah tanpa bisa berhenti untuk berbelanja (obat ampuh untuk mengatasi bete).

Tapi dari semua itu saya banyak mendapatkan pelajaran, ternyata wartawan semarang itu baik-baik dan welcome. sedikit berbeda dengan wartawan jakarta yg agak gimanaaa gitu. saya jadi tahu soal pantura. selama ini saya cuek soal beginian, dipikir kalau lebaran saya nggak mudik ngapain jugaa perlu tau pantura. toh ada kelebihan dan kekuranganya. Dan alhamdulillah kerjaan saya sukses meski masih menunggu kerjaan setelahnya yakni monitoring.

Good Bye Harry Potter..hiks


Film Harry Potter and The Deathly Hallows part II

Akhirnya setelah menunggu lama, gue bisa juga menonton Harry Potter and The Deathly Hallows part II , edisi terakhir yakni yang ke 8. kayaknya legaaa banget bercampur sedih (ih lebay) karena setelah ini gw gak bakal liat liat Harpot, Hermione dan Ron Weasley lagi.

Ketika film Harpot susah tayang di Jakarta, nggak mungkin juga gue ke Singapur Cuma untuk nonton. Kayaknya hebat banget gitu,  sok kaya. Hingga akhirnya masuk lah itu film ke Jakarta, tapi lagi-lagi harus menahan diri karena membludaknya penonton hingga harus pesen jauh-jauh hari.

Ketika “rindu” sudah tak tertahan dengan tiga jagoan ini gue telpon ke 21 dkt rumah dan mereka mengatakan kalau bioskop sudah mulai sepi karena ada 4 bioskop langsung memutar film Harpot.

Film Harpot edisi terakhir ini diawali dengan cerita yang terus menegang, musik yang mendukung hingga gue ikut deg-degan terutama ketika Hermione nyamar menjadi Bellatrix Lestrange, si penyihir cewek paling tengil dan ngejilat si Voldemort terus. Film Harpot kali ini menurut gw bagus di awal, ketika Harpot yang tampil sebagai pahlawan di kastil Hogwarts. Ketika kepala sekolah baru Severus Sanpe akhirnya ngacir keluar karena kekompakan yang ditujukan oleh murid-murid di Hogwarts.

Harpot terakhir ini, si Rowling menampilkan karakter pemain lain yang selama ini terkesan diam dan alim di Harpot sebelumnya. Seperti Karakter Professor Minerva MacGonagall yangselama ini lebih banyak diam dan terkesan tampil manis menunjukan keahliannya dalam sihir ketika berduel dengan Severus serta mengeluarkan pasukannya untuk minta perlindungan di Hogwarts.

Lalu ibunya Ron ,Molly Weasley (Julia Mary Walters) dalam film kedua ini juga tampil duel melawan Bellatrix Lestrange untuk melindungi anaknya. Juga sosok cupu selama film Harpot sebelumnya, (duh gw lupa namanya, yg giginya tonggos), dia tampil sebagai pahlawan. Dengan beraninya dia melawan Voldemort dan menghabisi ular kesayangnya si the who u know itu.

Film Harpot ini mengingatkan gw akan film trilogy The Lords of The Ring, ketika endingnya begitu menggegerkan detakan jantung gw karena tampilan efek computer yang dibuat kolosal begitu keren. Tapi untuk Harpot ini di 30 menit terakhir film mulai kedodoran. Terlebih lagi di adegan ketika harry bertemu dengan Dumbledore di Kingscross. Semua serba putih, mengingatkan guw dengan film Pirates Carabian yang kedua ketika Jake bermimpi di sebuah ruangan serba putih dan hanya dirinya dan kapal pribadinya yang muncul.

Toh semua sah-sah saja bagi pecinta Harpot ketika melihat endingnya yang begitu manis di mana sempet kecele” kalau Harry harus mati karena bagian dari dirinya terdapat kekuatan Voldemort. Toh itu untuk bikin pecinta Harpot gak rela kalau sampai jagoannya mati.
Yang bikin resah di endingnya ketika ditulis 19 tahun kemudian. Duh, mungkin untuk novel bagus tapi untuk film??? Kayak di sinetron, si Harpot serta kawan-kawannya didadani tua karena sudah memiliki anak. Kenapa harus ada seperti itu??apa mungkin ada kelanjutan Harpot di mana anaknya yang menjadi peran utama. Dan ternyata Voldemort juga punya anak dan melakukan balas dendam?? Hahahahahha….we”ll’see. Anyway jujur sih agak sedih gak bisa lagi nonton Harpot karena karakternya udah kepake banget sejak dia kecil.
.


Jumat, 20 Mei 2011

CATATAN KECILKETIKANMENGINJAKAN KAKI DI BUMI PARA NABI 4 (The end of the great story)

Rabu, 16 Maret 2011

Pagi hari kita siap-siap tur mengunjungi beberapa tempat bersejarah di Mekkah. Perjalanan membawa kita ke Jabal Rahmah yang berada di Padang Arafah. Jabal Rahmah berarti bukit Kasih Sayang. Di puncak bukit ada batu memanjang ke atas yang konon tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa setelah 200 tahun dipisahkan Allah dari surga. Jalanan ke puncak berbatu menjadi saksi bisu manusia pertama itu menginjakan kakinya di Jabal Rahmah. Asal mula terjadinya Tanah Haram Mekkah dan Madinah di sebuah riwayat diceritakan ini bermula ketika Nabi Adam merasa dirinya masih berdosa setelah Allah membuangnya ke bumi.Saat itu Nabi Adam berdoa untuk  menjaga dirinya agar terhindar dari dosa seperti yang terjadi ketika dirinya berada di Surga dengan memakan buah Khuldi.
Saat itu Allah langsung memerintahkan para malaikat untuk membuat batas pagar. Dari sanalah terjadi kota suci Mekkah dan Madinah yang hingga kini masih dirasakan dan dialami  oleh umat Islam jika berbuat maksiat. Artinya, Allah mensucikan umatnya dan dihindarkan dari dosa ketika berada di dua tanah suci itu.

Karena waktu yang sangat singkat kita hanya melewati Jabal Nur, yang diatasnya terdapat Gua Hira. Gua ketika Nabi Muhammad mendapatkan ayat Al-Quran yang pertama yakni Iqra. Kita juga melewati Jabal Tsur, tempat bersembunyi Nabi Muhammad bersama Abu Bakar ketika dikejar oleh orang kafir. Akhir perjalanan diakhiri ke Mesjid Jaronah. Konon, mesjid ini didirikan oleh seorang janda stress di jaman Nabi Muhammad. Janda ini pekerjaanya menyulam, jika sulamannya sudah selesai akan dirobek dan kembali disulam. Mesjid ini bentuknya masih sama seperti awal pembuataanya. Di mesjid Jaronah inilah kita melakukan miqot untuk Umroh yang ketiga bersama rombongan.

Kamis (17 Maret 2011) pagi jam 3 usai solat tahajud, semalaman Mekkah diguyur gerimis disertai hembusan angin dingin. Saat itu gue merasa Hajar Aswad pasti kosong. Selama tiga hari di Mekkah, belum sekali pun gue mendekati Hajar Aswad melihat banyaknya manusia bergerombol di depan batu hitam dari surga itu. Ketika kaki sudah mendekat Hajar Aswad gue melongo. Masih banyak saja orang yang berusaha menciumnya. Gue dekati sisi lain Ka’bah, gue sentuh, gue usap tubuh Ka’bah dengan lembut. Terasa getaran yang berbeda.  Gue intip tubuhnya dibalik kain hitam yang menyelimuti. Ka’bah batu hitam besar yang tengahnya terdapat garis dengan warna emas.

Sekitar 3 meter disamping, Hajar Aswab berdiri. Gue melihat sepasang suami istri muda dari Malaysia berpegangan di besi pinggiran Ka’bah dan beringsut pelan menghampiri Hajar Aswad. Jadi kita dalam keadaan menyamping. “Ayo seperti ini, kita pelan-pelan ke Hajar Aswad,” kata mereka. Gue pun mengikuti intruksi mereka. Gerimis masih turun, angin semakin dingin. Orang masih berebutan untuk bisa mencium Hajar Aswad. Seorang ibu Arab yang pendek dan gemuk berteriak marah karena berada di tengah-tengah beberapa pria besar dan tertahan di sana tanpa bisa bergerak. Semakin mendekati Hajar Aswad, gue merasa ada yang salah. Di depan batu hitam itu orang saling menyikut, menarik, memaksa orang yang di depannya. Sepasang suami istri muda disamping gw juga terlihat semakin terjepit bahkan suaminya melindungi istrinya. Keadaan semakin payah. Gue merasa saat itu, untuk sesama muslim nggak harus saling menyakiti. Gue merasa cara itu salah, tarik-tarikan dengan paksa untuk mencium Hajar Aswad. Ketika gue memutuskan untuk keluar dari kerumunan itu, tiba-tiba seorang ibu Malaysia lain berteriak “Keluar!”

Ternyata dia juga nggak kuat untuk bisa menuju Hajar Aswad dan memutuskan keluar. Gue pun balik badan dan terkaget-kaget ternyata sudah banyak lelaki Arab yang ngantri untuk mencium Hajar Aswad juga di belakang gue. Akhirnya dengan susah payah gue bisa menyelamatkan diri. Toh, nggak ada hadist yang mengatakan mencium Hajar Aswad itu wajib. Orang pada mencium karena (kalo nggak salah ya) melihat Nabi Muhammad mencium dan yang lain mengikutinya.  Tapi gue yakinkan, ke Mekkah selanjutnya Insya Allah gue bisa mencium Hajar Aswad yang kata temen gue , yang berhasil menciumnya- terasa wangi.

Semakin mendekati waktu kepulangan ke Jakarta perasaan semakin gelisah, hati tiba-tiba terasa terus mellow, sedih dan beku. Sehari sebelum check out, gw menghabiskan waktu di Masjidil Haram dengan beribadah. Gw perhatikan tiap detil yang ada di Masjidil Haram, karpet, ukiran, warna tiang, sampai jirigen yang dideretkan dekat tiang yang berisi air zamzam.Sangat berat meninggalkan Mekkah. Sama beratnya ketika harus meninggalkan Madinah. Gw merasa sudah berbaur dengan kedua kota suci itu. Pikiran terfokus kepada Allah.

Kamis pukul 09.00 pagi gw thawaf Wada (terakhir) sendiri. Karena teman satu kelompok  sudah thawaf wada, akhirnya gue nyempil ikut kelompok jamaah Indonesia lain yang juga melakukan thawaf wada. Suasana sangat sangat mellow. Semua ibu dan bapak di kelompok itu menangis, meninggalkan Kiblat Umat Islam, mengucapkan selamat tinggal kepada Ka’bah, Masjidil Haram dan Mekkah. Gue kayak nggak rela ninggalin Ka’bah. Gue bener-bener nggak mau pulang. Beraaatttt baanngeeetttt. Gue nggak mau pergi dari sini.

sebelum sampai di bandara Jeddah, kita mampir dulu ke Laut Merah. Laut Merah ini terkenal ketika Nabi Musa membelah laut merah itu menjadi dua agar bisa berjalan bersama umatnya untuk menyelamatkan diri dari Fir'aun yang mengaku dirinya Tuhan. Meski kejadiannya di Laut Merah di Mesir tapi tetap aja merasa takjub, apalagi jasad Fir'aun ditemukan di laut tersebut dan hingga kini masih utuh untuk menjadi contoh dan bukti nyata bagi orang yang kafir. Di laut merah juga ada Mesjid Terapung yang berwarna putih.

Gue benar-benar bersyukur Allah memberikan gue rejeki untuk bisa ke Madinah dan Mekkah tanpa mengeluarkan uang sepersen pun. Subhanallah, Allah sayang bangetkan sama gue? Gue juga terima kasih sama teman-teman satu kelompok, meski kita sedikit cuma 15 orang tapi solid banget, saling menjaga, saling melindungi dan selalu bersama meski dari Jakarta nggak ada satu orang pun dari travel yang mewakili. Makasih buat mbak Pipin, ibu Dedeh dan Pak Entik, Mbak Piko dan Fauzan,Bu Lastri dan Pak Bambang, Rina, Uwak, Ayah dan Ibu Rina, Pak Totok, Pak dan Bu Mahfudz. Kita kompak banget, karena kita jamaah paling sedikit. Sedangkan travel lain membawa jamaah sekitar 60-70 orang. Gue yakin suatu saat bisa ke Madinah dan Mekkah lagi, Aminn….Bismillahi Allahu Akbar. (The End of The Story)


Pas azan zuhur kita sampai di hotel dan siap-siap ke Nabawi. Menghabiskan waktu di tanah suci dengan beribadah poll seakan memberikan energi baru. Mindset tentang kehidupan sedikit berubah. Apa yang kita pikirkan katanya bisa terwujud. Entah benar Entah tidak, tapi gw merasakannya. Saat itu kita sedang solat  di Nabawi. Gw dengan seorang teman membahas, sepanjang sholat di Nabawi nggak pernah melihat satu orang cina pun. Yang dilihat berwajah Arab, Eropa, Turki, India, Melayu, Afrika. Ketika azan sudah berkumandang dan mesjid semakin penuh, gw heran kenapa di sebelah gw nggak ada satupun yang mengisi?Dalam hitungan menit ketika duduk  menanti komat, mata gw bertumpu pada satu sepatu kain berwarna pink. Sepatu pink itu berdiri di samping gw dan akan mengisi tempat kosong itu. Ketika mendongak dan melihat wajahnya, Oh My God. She’s a Chinese!!Matanya sipit, pipinya tembem dan kemerahan. Teman gw bilang kayak orang Mongolia. Gw perhatiin terus orang Cina itu apakah dia wujud malaikat? Hahahahah, nggak mungkin juga soalnya dia datang sama nyokapnya.

Keajaiban lain datang ketika selintas lewat di pikiran gw seandainya punya tasbih mungkin zikir gw lebih khidmat. Entah bagaimana ketika I’tikaf di Mesjid, tiba-tiba di bawah tas terjulur sebuah tasbih berwarna biru. Kata teman gw, itu tasbih milik orang di sebelah gw. Gw yakin orang Arab disebelah gue baru datang ketika gue kembalikan dia menolak. Alhasil itu tasbih milik gw alhamdulillah, rejeki.

Pertolongan Allah datang lagi ketika di malam hari ternyata Raudhah di buka untuk perempuan. Usai sholat Isya gw baru tahu Raudhah tidak hanya dibuka di pagi hari juga malam hari dan malam itu lagi-lagi gue sendiri terpisah dari 3 teman sekamar. Ketika masuk ke Raudhah, gw diserbu oleh segerombolan ibu2 gemuk dan berjalan seperti robot, yakni ibu2 dari Turki. Gw kejepit, nggak ada satu pun teman yang bisa menarik gw keluar dari tempat berbahaya itu. Sholat pun sulit, jalan nggak bisa. Tubuh gw seakan remuk terjepit. Dan gw lihat orang2 melayu lain membuat pagar untuk temannya agar bisa solat bergantian. Lha gw? Siapa yang menjaga dan keluar dari gerombolan ibu2 penuh napsu  itu? Alhamdulillah segala pertanyaan di dalam hati dijawab dan dalam hitungan detik di hadapan gw ada ruang kosong dan gw bisa solat dan sujud sepuasnya.

Gw semakin yakin dan bersemangat diberi kemudahan oleh Allah di Tanah Suci itu. Gw semakin se mangat menyambut hari ke Mekkah dan siap menerima kemudahan lain meskipun kenyataanya kemudahan dan ujian yang gw terima di Mekkah membuat gue harus ikhlas dan sabar. Kecintaan Allah untuk gw di Mekkah dalam bentuk yang berbeda dari yang gw terima di Madinah.

Mekkah

Senin, 14 Maret 2011

Siap-siap check out dari Madinah menuju Mekkah. Perasaan sangat berat meninggalkan Madinah dan Nabawi. Separuh jiwa gue tertinggal di sana. Gw tinggalkan jalanan yang diapit gedung-gedung tinggi menjulang. Gw lepaskan hembusan angin dingin Madinah yang menerpa tubuh, wajah dan hati gue. Gw gak perduli kulit wajah, bibir dan badan gw mendadak kering dan gatal-gatal minta ampun. Semua justru terasa nikmat dan indah yang pasti nggak akan gw temuin di Jakarta. Yakin suatu saat Allah dan Rasulullah akan memanggil lagi untuk bisa menengok kota Suci yang diberkahi itu.

Perjalanan ke Mekkah menghabiskan waktu sekitar 5 jam. Sebelumnya kita mampir dulu ke Bir Ali, tempat kita miqot yakni menjatuhkan niat untuk umrah. Kalau sudah berniat banyak yang harus kita jaga agar tidak perlu membayar dam atau denda. Larangannya, rambut jangan sampai lepas, kuku copot,jangan berhubungan intim, jangan mencabut tanaman, jangan membunuh binatang, jangan berkata kasar, jangan bertengkar, dan bagi pria memakai baju ihram. Juga dilarang memakai wangi-wangian.

Akhirnya dari Bir Ali kita sudah melakukan perjalanan ke Mekkah dalam keadaan niat umrah. Sekitar jam 11 kita sampai di Mekkah dan langsung menaruh barang di hotel Grand Zamzam. Kita memulai umrah sekitar pukul 2.00 pagi.

Keluar dari hotel hati gue bergetar melihat Masjidil Haram dari luar. Menara, bentuk kubah yang selama ini Cuma gw lihat di gambar, dan sajadah ada di depan gw. Di manakah kau wahai Ka’bah?

Lalu kita masuk di gate 1, Kingabdul Azis tertulis di pintu 1 itu. Ketika masuk Masjidil Haram gw terbelalak, badan gw bergetar, hati gw berdetak, nun jauh di hadapan gw berdiri tegak sebuah benda hitam segi empat dengan megah dan agung. Magnetnya sangat kuat. Itukah Ka;’bah? Hah itu ka’bah? Subhanallah Ka’bah di hadapan gw?
Sumpah. Gak bisa gw jelasin perasaan gw saat itu. Ka’bah yang selama ini cuma lihat di tv, cuma ada di gambar dan sajadah. Ka’bah yang se lama ini menjadi kiblat seluruh umat Islam di seluruh dunia. Ka’bah yang menjadi satu tumpu dan kesatuan umat islam ada di hadapan gw???

Ternyata saat itu bukan gw aja yang bergetar. Semua teman gw satu kelompok merasakan hal yang sama. Ingin rasanya saat itu gw peluk Ka’bah. Ingin rasanya gw rangkul. Berulang-ulang gw bersykur bisa dipanggil Allah dan menjadi tamu Nya di kota suci Mekkah. Berulang-ulang gw berterimakasih karena Allah mengundang gw datang ke sana. Gw semakin yakin, siapapun yang datang ke Mekkah dan Madinah itu atas undangan Allah. Sebanyak apapun orang berduit, kalau hatinya belum dipanggil pasti sulit untuk bisa datang dan melihat Ka’bah secara langsung.

Pukul 2.00 pagi kita thawaf keliling Ka’bah. Kalau mau diibaratkan mungkin gw seperti ketemu idola gw. Nggak bisa mata lepas dari Ka;bah sepanjang gw thawaf memutar Ka;’bah sebanyak 7 kali sambil mengucapkan Bismillahi Allahu Akbar dan mengecup tangan kanan ketika di Multazam (antara Hajaraswad dan Pintu Ka’bah). Gw telusuri seluruh Ka’bah dengan mata gw. Kain penutupnya yang hitam dengan bergaris dari emas, gw merasa Ka’bah hidup. Ka’bah berdiri tegak memperhatikan umat Islam yang mengelilinginya. Magnetnya sangat sangat kuat dan tajam.

Gw juga memperhatikan orang-orang yang berusaha memegang Hajar Aswad. Saling berebutan memegang batu hitam dari surga itu. Juga berusaha sholat di Hijr Ismail dan di makam Nabi Ibrahim. Hajar Aswad itu dalam sebuah riwayat adalah sebuah batu hitam dari surga. Konon, batu itu juga pernah dipegang Nabi Adam ketika manusia pertama itu masih berada di surga. Batu itu terbelah menjadi 9 dan direkatkan dengan lem hingga tegak seperti bentuk sekarang.

Hijr Ismail itu adalah batu setengah lingkaran dan di dalamnya orang sholat 2 rakaat sekaligus berdoa dan diijabah oleh Allah. Di atas Hijr Ismail terdapat pancuran dari emas, riwayat dari Hijr Ismail gw kurang tahu tlg diselipin yang mengetahuinya ya. Yang pasti ketika gw melaksanakan thawaf ke 3, pas banget gerimis di Mekkah. Air yang berjatuhan di sekitar Hijr Ismail dan pancuran emas itu oleh beberapa orang diambil dan ditadahin. Ada yang dimandikan, mungkin di minum. Menurut gw ini udah sirik karena gw lihat hanya air hujan yang kotor aja. Wallahualam.

Sedangkan makam Ibrahim itu bukan kuburan. Bagi orang Arab makam itu ada 2 arti yakni tempat dan kuburan. Untuk makam Ibrahim di Ka’bah ini hanyalah batu yang di dalamnya bekas telapak kaki Nabi Ibrahim ketika sedang membangun Ka’bah. Istilahnya lift ketika Nabi Ibrahim menaruh beberapa batu di atas Ka’bah. Sedangkan Multazam itu antara HajarAswad dan pintu Ka’bah. Jika berdoa khusu di sana doa kita akan dijawab. Dan ada beberapa teman yang sudah merasakannya.

Ketika melakukan thawaf, semua manusia tumplek menjadi satu. Semua berbaur yang miskin yang kaya, yang cantik yang jelek, yang wangi dan yang bau, yang hitam yang putih. Dan mereka tak perduli satu sama lain apakah di sampingnya seorang artis atau pejabat. Semua terfokus ke Ka’bah.semua khusu’ dan khidmat menyebut asma Allah dan membacakan doa.

Usai Thawaf kita berlanjut ke Sa’I, berjalan selama 7 kali antara bukit Safa dan bukit Marwah. Bukit Safa yang masih berdiri tegak dan dipakai pagar kaca, sedangkan bukit Safa sudah mengecil dan dijadikan tenpat untuk duduk atau sholat. Agar aman, bukit itu seperti di las hingga licin dan tak bisa melukai orang yang menginjakan kakinya di sana. Selama Sa’I gw membayangkan ketika Siti Hajar berlari kecil memutar sebanyak 7 kali untuk mencari air bagi anaknya yang masih bayi yakni Nabi Ismail. Gw takjub melihat kesabaran Siti Hajar, meski Siti Hajar sudah dijamin kalau hidupnya akan dilindungi oleh Allah saat itu ketika ditinggalkan Nabi Ibrahim tapi Siti Hajar tetap berusaha berlari sebanyak 7 kali dan akhirnya ditunjukan pusat air yang sekarang dikenal sebagai Air Zamzam. Pelajaran yang gw dapat: MESKI GW YAKIN DOA GW DIKABULIN KETIKA BERDOA DI MULTAZAM, HIJR ISMAIL,MAKAM IBRAHIM DAN RAUDHAH, TP KITA HRS TTP BERUSAHA. Agree??

Selama Sa’I gw lirak lirik kea rah Ka’bah yang berada di samping kanan ketika dari Marwah ke Safa. Perasaanya gimanaaa gitu, dan Ka’bah seperti melihat gw. Usai Sa’I kita melakukan Tahallul yaitu potong ujung rambut kanan, kiri dan tengah sedikit saja. Setelah itu Alhamdulillah, Umrah pertamaku selesai.

Bersambung

CATATAN KECILKETIKANMENGINJAKAN KAKI DI BUMI PARA NABI 2

KARENA KESIBUKAN, BARU DILANJUTKAN KEMBALI TULISAN PERJALANAN UMRAHKU YANG TAK TERLUPAKAN. SEMOGA BERMANFAAT.


Sabtu, 12 Maret 2011.
Berbarengan dengan teman se kamar (ibu Dedeh, Mbak Pipin dan Mbak Piko), sekitar jam 9 pagi kita sudah ada di mesjid Nabawi dengan tujuan untuk ke Raudhah. Raudhah adalah tempat di mana kita  melakukan solat 2 rakaat dan berdoa akan dikabulkan Allah. Berdoa di sini bisa diijabah. Raudhah juga terdapat makam Nabi Muhammad dan dua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar Bin Khatab. Untuk kaum perempuan, Raudhah memiliki jam tertentu. Yakni dari jam 9 pagi-11 siang. Sedangkan untuk pria bebas bisa kapan saja ke Raudhah (Untuk para pria yang bisa ke Nabawi, lebih baik habiskan waktu di sana. Sayang kalau Cuma di luar mesjid)

Setelah sholat dhuha, kita digiring masuk ke dalam ternyata dibagi dan bergantian agar tidak bertumpuk di Raudhah yang ruanganya kecil. Untuk Indonesia digabung dengan Malaysia dan Brunei dengan plakat “Untuk Melayu”. Untuk Arab dibedakan dan selanjutnya. Ternyata jika di negri orang, kaum Melayu termasuk penurut. Contoh< kita didahulukan untuk bisa masuk ke Raudhah, tapi ada sekelompok wanita Arab atau Turki yang memaksa masuk ke dalam. Meski sudah ditegur Askar, sudah dimarahi, mereka ngeyel tetap beringsut masuk ke dalam. Sedangkan kaum melayu hanya melongo dan menegur dengan bahasa kita tapi mereka nggak ngerti.

Ada salah satu yang bisa berbahasa Inggris ngomong begini. “Kita kan sama-sama muslim, kenapa dibedakan? Tujuan kita sama.”
Iya bener, tapi mengingat tubuh mereka lebih besar dan gemuk bisa kebayang para orang melayu ini kejepit dengan tubuhnya yang mungil2. Pokoknya orang2 Turki ini Subhanallah, mereka bergerombol, kompak jalan, nggak perduli di depan ada orang dan jalan terus tanpa tubuhnya menyamping.

Hingga pada akhirnya gue masuk ke Raudhah dan melihat makam Nabi ditutupi pagar dan sajadah hijau. Doa kita ijabah ketika di Raudhah dengan ditandai karpet berwarna hijau dan melakukan solat sunnat 2 rakaat. Di depan ada papan yang ditutup dan di sana terlihat mimbar berlapis warna emas berbentuk tangga yang katanya mimbar itu dulu tempat Rasulullah berkhotbah. Dan bentuknya masih sama seperti dulu. Subhanaallah, merinddiiingggg.

Nggak nyangka bisa sampai ke sana. Di depan gue ada makam Nabi Muhammah, Nabi dan Rasul terakhir yang dipilih Allah. Imam dari semua Nabi, kekasih Allah. Perasaan saat itu berkecamuk dan …….(u can imagine that if u’re a Moslem).
Meski ramai dan penuh, susah untuk bersujud, alhamdulillah bisa melakukan solat 2 rakaat dan berdoa tentu untuk keluarga gue, my mom, husband, and two children and of course my self. Meski masih ingin berlama-lama di Raudhah tapi didorong sama Askar dengan bahasa Arab dan Indonesia. “Ibu!ibu! keluar! Hajjah!”

Minggu, 13 Maret 2011
Hari ini ada tur mendatangi beberapa kota Madinah sekaligus menyusuri perjuangan Rasulullah dalam membela Islam. Hingga ada Islam seperti sekarang kita patut tahu apa yang sudah dilakukan Rasulullah dalam peperangan. Pertama kita mendatangi Mesjid Quba. Mesjid ini disebut juga mesjid 4 menara.
 Rasulullah pertama hijrah ke Madinah dari Mekkah mendirikan mesjid ini. Mesjid quba berada di urutan ke 4 setelah Masjidil Haram, Mesji Nabawi dan Masjidil Aqsa yang pahalanya berlipat ganda. Jika kita mendatangi mesjid quba dan melakukan sholat 2 rakaat, pahalanya seperti pahala umrah. Subhanallah, belum juga ibadah umrah sudah dapat pahalanya. ALhamdulillah.

Setelah itu kita tur mendatangi Jabal Uhud. DIbilang Jabal Uhud karena di Madinah dikelilingi oleh gunung dan berbukit yang saling bertautan. Dan Jabal Uhud ini tunggal, sendiri. Jabal Uhud saksi bisu ada perang besar pada tahun ke 3 hijriyah, melawan kafir quraisy yang saat itu dipimpin oleh Khalid Bin Walid yang saat itu belum memeluk Islam. Khalid Bin Walid terkenal sebagai panglima perang yang memiliki kemampuan dalam membaca lawan dan sering memenangi peperangan. Di sebrang Jabal Uhud terlihat bukit kecil yang dinamai Jabal Ummat nah disinilah Rasulullah menempatkan 50 pemanah untuk melawan kafir Quraisy saat itu. Ketika perang hamper usai, dan 50 pemanah ini turun dari bukit, Khalid Bin Walid melihatnya dan langsung berlari ke belakang Jabal Ummat bersama pasukannya dan mengepung pasukan yang dipimpin Rasulullah. Saat itu yang mati syahid sekitar 70 orang dan sa lah satunya paman Nabi, panglima perang Syadinina Hamzah yang bertubuh tinggi besar dan berani.
Syadina Hamzah telah membunuh ayah dari Hindun, dan HIndun membalaskan dendamnya dengan menyuruh budaknya Watsyi untuk membunuh Hamzah. Watsyi diberi imbalan 100 unta dan di memerdekakan. Hamzah pun tewas, dan saat itu juga Hindun membelah badan Hamzah dan langsung memakan jantungnya dan kepalanya dipenggal sambil dibawa keliling.

Ada juga riwayat, ketika perang ini akan berlangsung seorang sahabat Nabi (gue lupa namanya) yang baru saja menikah langsung dijemput untuk berperang Uhud. ADa riwayat mengatakan kalau sahabatnya masih sempat melakukan hubungan dengan istrinya tapi belum sempat  mandi junub ada riwayat lain yang menceritakan belum sempat melakukan hubungan. Dan dia mati syahid tapi jenazahnya dimandikan oleh malaikat.
Riwayat lain mengatakan di perang Uhud ini ada seseorang yang rela membela Nabi ketika jatuh kedalam sebuah lubang. Dari atas para kafir melemparkan anak panahnya ke Nabi, tapi dia langsung terjun dan melindungi Nabi hingga tubuhnya penuh dengan anak panah. Subhanallah…

Di depan Jabbal Umat terdapat lokasi yang dipagari dan ada 70 syuhada mati syahid ketika masa perang Uhud itu. Gue bersama seorang teman membahas dan membayangkan ketika perang itu berlangsung bagaimana keadaanya saat itu. That’s amaze me.

Setelah itu kita hanya melewati sebuah mesjid bernama Qiblatain. Mesjid ini memiliki dua qiblat. Ketika Rasulullah sholat zuhur saat itu qiblat masih kea rah..(gue lupa, kalau ada yang tahu ditulis ya). Dan langsung turun perintah dari Allah untuk mengubah qiblat kea rah Ka’bah. Sejak saat itulah qiblat sholat menghadap Ka’bah hingga sekarang.
Yang juga tak kalah menakjubkan kita mendatangi Jabal Magnet. Ini jalanan yang kanan kirinya penuh dengan bukit batu dan terdapat magnet besar. Kendaraan yang melewati jalan itu bisa jalan sendiri dengan magnet tanpa harus menginjak gas. Kita membuktikanya ketika berhenti di jalanan menurun. Tiba-tiba bis mundur sendiri. Uniknya jalanan ini buntu, ujungnya terdapat bukit batu yang sulit ditembus. Jadi ketika sudah di ujung kita harus muter balik tanpa menggunakan bensin. Semua bikin takjub atas kuasa Allah. Is it right?

Bersambung

Selasa, 22 Maret 2011

Catatan Kecil Ketika Menginjakkan Kaki di Bumi Para Nabi 1

Mekkah Dan Madinah adalah dua kota yang sangat ingin didatangi para umat Islam di seluruh dunia. Dua kota ini ada di dalam Al Quran dan menjadi saksi bisu perjalanan para Nabi dan Rasul hingga dua kota ini bisa menjadi Tanah Haram bagi umat Islam. DIbilang tanah haram karena haram didatangi bagi para non muslim, kita haram melakukan perbuatan maksiat dan melakukan hal-hal yang dilarang agama. Bagi yang percaya, Allah akan langsung membalasnya saat itu juga. Atau dosa dan perbuatan lampau juga akan kena akibatnya di dua tanah haram ini.
Madinah
Ketika kaki sudah menginjakan kaki di airport Jeddah, gue udah merasa takjub. Meski saat itu kita mendarat di aiport khusus haji (karena ada peraturan baru yakni bagi para jamaah umroh yang kuotanya lebih dari 50 persen akan diturunkan di bandara haji bukan internasional.)
Banyak umat muslim dari berbagai Negara memenuhi aiport tersebut. Dan kelompok kita dari travel Arrahman termasuk sedikit hanya 11 jamaah (sebenarnya 15, yang 4 lagi nyusul karena visanya belum keluar). Sedangkan travel lain bisa membawa 60 jamaah dan 1 ustads untuk mendamping. Kita hanya bersebelas tanpa didampingi ustads dar Jakarta, untungnya beberapa sudah berpengalaman haji dan umrah. Setelah 3 jam berada di aiport untuk bisa keluar, Alhamdulillah kita dijemput di pintu gerbang security aiport untuk dibawa ke hotel Holiday Inn Jeddah. Semalam di Jeddah dan sempat merasakan semalam di Ballad. Kamis malam dan bagi para penduduk Arab diibaratkan malam minggu jadi Ballad ramai.
Jumat 11 Maret , kita check out dari hotel dan siap-siap melakukan perjalanan ke Madinah. Dari siang sekitar jam 13.00 perjalanan Jeddah-Madinah menghabiskan waktu sekitar 4-5 jam. Selama perjalanan, kanan-kiri kita disuguhkan dengan pegunungan dan bukit berbatu. Tanah tandus, pohon mongering , pemandangan saat itu memunculkan rasa yang berbeda. Imajinasi berkelana dan membayangkan ketika masa Nabi, gunung dan bebatuan itu adalah saksi bisu.
Ketika akhirnya ustads menyebutkan kita sudah memasuki batas tanah Haram di kota Madinah. Dibandingkan dengan Mekkah, MAdinah 2x lebih subur dan kota yang diberkahi. Gedung dan perumahan dengan atap persegi panjang menyambut kita. Banyak toko dan perkantoran. Di Madinah disarankan lebih banyak menyebut salawat nabi sedangkan di Mekkah Subhanallah, Alhamdulillah, Laailaahaillah, Allahu AKbar.
Waktu sudah gelap, azan Maghrib berkumandang. Semakin deg-degan dan membuat jantung terasa copot ketika ustadz menunjuk menara Mesjid Nabawi di mana di dalamnya terdapat makam Nabi Muhammad berserta dua sahabatnya Abu Bakar ra dan Umar Bin Khatab ra.
Gue takjub, melihat kota Madinah yang dipenuhi dengan gedung tinggi menjulang. Semua terasa adem, nyaman dan bikin damai. Angin dingin berhembus menembus kulit dengan nikmatnya. Semua terasa nikmat dan khusu’. Setelah menaruh barang di hotel Al Haram, gue langsung mengambil wudhu, mengambil mukena dan berlari ke arah mesjid Nabawi untuk melakukan sholat Magrib berjamaah. Menyusuri jalan menuju Nabawi disambut dengan para pedagang yang menggelar dagangannya di pinggir jalan.
Karena Mesjid Nabawi udah penuh, gue sendiri (terpisah dari 3 orang teman sekamar) solat di luar gerbang dan Alhamdulillah masih bisa ikut berjamaah. Ternyata, di Nabawi (dan Masjidil Haram tentunya) usai solat fardhu selalu ada solat mayit. Usai  magrib, dengan membaca Bismillah gue masuk ke dalam gerbang mesjid dan semakin takjub dengan desain, interior, serta semua orang dari seluruh dunia berbagai suku, berbagai Negara, berbagai bentuk dengan bahasa yang berbeda memenuhi mesjid Nabawi. Ternyata dari gerbang untuk  masuk mesjid Nabawi jaraknya cukup jauh dan sudah berdiri para askar (penjaga mesjid) perempuan yang memakai abaya (baju panjang hitam khas Arab) dengan memakai cadar.
Di mesjid Nabawi khusus untuk perempuan terdapat tiga pintu masuk dan setiap pintu ada 2 askar yang berdiri. Mereka galak, tegas dan memeriksa semua tas kalau di dalamnya terdapat kamera dan handphone berkamera.kita disuruh pulang ke hotel dan  menyimpannya di sana. Alhamdulillah gue lolos walaupun di dalamnya ada handphone berkamera.
Masuk ke dalam mesjid Nabaw gue merinding membayangkan Rasulullah pernah mendatangi mesjid itu dan berkhutbah di hadapan umat Islam. Interiornya unik, khas Arab. Banyak tiang, di ujung tiang ukiran berlapis emas dengan tulisan arab Allah. Berlapis karpet merah, di setiap pinggir mesjid di sediakan mirip jirigen yang ternyata isinya air zam-zam. Disediakan gelas plastic, orang bebas meminum dan membawa botol untuk mengambil air zamzam yang rasanya dingin dan menyejukan.
Mesjid sudah penuh, gue semakin ke dalam berjalan dan mencari celah untuk sholat sambil menunggu Isya. Tiba-tiba ditengah kebingungan, ada se orang ibu yang memberikan tempat dan ibu itu pun pergi sambil memberikan senyum. Soul berada di mesjid Nabi Muhammad ini sangat-sangat bikin damai dan betah. Di setiap tiang disediakan al quran untuk dibaca. Semua terlihat khidmat untuk beribadah di hadapan Allah.
Bersambung