Selasa, 27 Desember 2011

Mesin Waktu di Museum Geologi Bandung



Kota Bandung memang lebih dikenal dengan kota mode alias fesyen alias factory outletnya yang membludak. Orang kalau ke Bandung nggak ke FO sepertinya kurang afdol. Tapi saya dan keluarga mencoba sesuatu yang berbeda yakni ke Museum Geologi Bandung yang lokasinya di Jl.Diponegoro tak begitu jauh dengan Gedung Sate yang kondang itu.

Saya dan keluarga ke museum sekaligus ingin memperlihatkan gaya liburan yang ke berbeda ke kedua anak saya, Sulthan (9) dan Rafa (5). Apalagi konon, di sana ada kerangka dinousaurus.

Sekitar pukul 12.00 saya sudah berada di gedung museum Geologi yang gedungnya memang kuno tapi terlihat menarik. Mengingat Bandung memang banyak sekali gedung dan rumah kuno peninggalan jaman Belanda.

Setelah memarkir mobil di belakang, dekat Gedung Serba Guna siang itu begitu panas. Saya surprise juga museumnya gratis dan lokasi sekitarnya bersih. Ketika masuk sudah disuguhkan dengan peta Indonesia yang besar. Di sebelah kiri terdapat sebuah TV Plasma ukuran sekitar 39inch. Berisi penemuan sebuah fosil mammut, gajah jaman purbakala. Fosil ini berupa tulang yang besar. Sebelah kanannya terdapat gambar serta penjelasan zaman, tumbuhan serta binatang yang pernah hidup di muka bumi. Menarik.
Selain itu di sebelah kanan dan kiri ada pintu masuk ke ruangan yang di dalamnya terdapat benda-benda yang dipamerkan di museum geologi itu.

Hal pertama kita kunjungi memasuki pintu sebelah kiri. Banyak terdapat batu-batuan yang pernah ada di muka bumi. Kebanyakan batu-batu purba yang pernah ditemukan di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Juga beberapa batu yang didapat dari limpahan gunung berapi.

Ketika baru masuk pintu di sebelah kiri terdapat tv plasma ukuran 32n inch. Di sini terdapat gambar peta perairan yang bisa bergerak menceritakan Indonesia skeitar 40 juta tahun lalu. Saya sempat terpana melihatnya dan membayangkan bagaimana Indonesia yang terdiri dari kepulauan itu terbentuk hingga seperti sekarang. Kepualaun Jawa dan Sumatera menempel sedangkan Kalimantan dan Sulawesi belum terbentuk. Semuanya menarik dan kita membayangkan serta berimajinasi kehidupan di planet ini beberapa juta tahun lalu.

Juga ada beberapa bentuk batu gamping yang ada di Tapanuli Selatan, juga ada batu dari lava serta batu bom limpahan dari letusan gunung krakatau di tahun 1883,batu gamping dari Aceh, dan lain sebagainya.

Lalu setelah puas melihat batu-batuan purba kita menyebrang ke ruangan lainnya. Di atas tertulis Sejarah Kehidupan. Ketika masuk ke dalamnya kita langsung disambut oleh kerangka tulang dari binatang dinosaurus yang besar dan tinggi. Serta di sebelah kanannya terdapat kerangka tulang mammut-gajah purbakala, tiranosaurus atau tyrex, kedua jagoan saya langsung senang melihat kerangka itu seakan takjub. Lalu ada replica kaki tyrex yang sangat besar dan itu sesuai dengan aslinya.

Tapi sayang, ruangan berdebu begitu sangat terasa masuk ke hidung saya. Saya langsung menutup hidung, ternyata bukan saya saja yang merasakan ada beberapa orang melakukan hal yang sama.  Tentu perlu tenaga dan dana khusus untuk membersihkan kerangka itu dari debu yang sudah bertengger di sana selama puluhan tahun. Apalagi museum tidak menarik uang bisa dibayangkan alasan mereka adalah tidak adanya dana dari pemda setempat. Memang snagat disayangkan. Karena banyak sekali anak-anak yang antusias melihat kerangka binatang purba itu.

Setelah puas kita masuk ke dalam ruangan di mana terdapat bentuk tengkorak manusia modern. Banyak bentuk tengkorak dan agak spooky seakan mata tengkorak yang bolong itu menatap semua orang yang datang.  Tapi buat pengetahuan ini menarik terutama untuk anak-anak. Semoga semua museum yang ada Indonesia lebih diperhatikan sehingga anak-anak mencari hiburan tidak hanya ke mal yang membuat mereka menjadi anak konsumtif tapi juga museum sekaligus menambah pengetahuan. SALAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar