Senin, 15 Agustus 2011

Berpuasa sambil keliling JATENG

Awal pekan ini tepatnya hari Senin (08/08), saya kebetulan mendapatkan job untuk kordinir wartawan liputan ke kawasan Pantura. Seorang teman yang menjadi partner di Dinas Pekerjaan Umum membutuhkan wartawan untuk meliput kunjungan Dirjen Binamarga, Joko Murjanto. Akhirnya sayalah yang mendapatkan tugas terhormat itu. hanya diberikan waktu beberapa hari, saya sukses bisa membawa satu wartawan jakarta dari harian Suara Pembaruan dan 5 wartawan lokal Semarang seperti Wawasan, Harsem, ANtara, Radar Semarang dan Koran Tempo. Hari minggu saya sudah tiba di Semarang untuk koordinir sekaligus mempermudah kerjaan saya mengingat Pak Dirjen tiba di Semarang Senin pagi dan langsung bergerak.
Sejak pukul 07.00 pagi Bandara Ahmad Yani Semarang protokoler khas departemen sudah heboh.Ddi pintu keluar bandara sudah berjejer mobil dan staf PU yang siap menyambut pak Dirjen. Saya yang kebagian mengecek wartawan ikutan sibuk karena banyak perubahan yang mendadak. Kita sudah sewa bis kecil sekaligus makanan kotak tiba-tiba harus di ungsikan ke Innova  . akhirnya sekitar jam 9 ketika pak Dirjen sudah siap sy juga bersykur smua wartawan ngumpul.
Destinasi pertama mengunjungi jalan tol semarang-ungaran yg msh dalam perbaikan. kata si pak dirjen H-7 sudah bs digunakan tapi untuk mobil kecil. yang pernah ke semarang tau kan gimana panasnya itu kota? lbh panas dr jakarta. smua wartawan dan kru yg ikut selihat saya puasa semua.
lalu dilanjutkan ke beberapa jalan di kawasan Ygyakarta, Purwekerto untuk melihat penanganan jalan di sana untuk para pemudik. Panas, berdebu karena mendatangi jalanan yg sedang dibangun, dan tujuan kita ke cirebon memang sangat panjang. Sy yang nggak ngerti kawasan pantura, bingung kenapa juga jauh sekali. yang bikin makin nggak nyaman, salah satu wartawan ada yang muntah di mobil, duh> lengkaplah sudah derita ini.
Ketika buka puasa tiba, kita sudah dijamu disebuah restauran. tapi sayang, saya nggak nemu sambel. Apa org jawa musuhan sama sambel karena ketika makan di hotel pun sy nggak ketemu dengan cabe dan atributnya. usai buka puasa perut kenyang kyaknya enak dpake tdur hingga kita tiba di hotel Prima Cirebon.
Selasa pagi pukul 8.00 kita menjemput pak Dirjen yang menginap di hotel Santika Cirebon. Lalu kembali menyurusi jalan pantura lewat Pemalang. Mendatangi Jembatan Ciberes yang belum selesai dan dipastikan nggak misa dipakai pas mudik nanti. menurut pak Dirjen sebanyak 96 persen kawasan Pantura sudah bisa digunakan H-10 untuk para pemudik nantinya. Juga mengunjungi beberapa jembatan seperti Pemali, Balekambang, Sipait dan Pening.
Selama dijalan perut dan kepala mulai berontak. karena memang kurang tidur dan hanya sedikit sahur. Baru kali ini menerima pekerjaan segitu beratnya, di bulan puasa, hawa panas, jalan-jalan keliling jawa tengah tanpa bisa berhenti untuk berbelanja (obat ampuh untuk mengatasi bete).

Tapi dari semua itu saya banyak mendapatkan pelajaran, ternyata wartawan semarang itu baik-baik dan welcome. sedikit berbeda dengan wartawan jakarta yg agak gimanaaa gitu. saya jadi tahu soal pantura. selama ini saya cuek soal beginian, dipikir kalau lebaran saya nggak mudik ngapain jugaa perlu tau pantura. toh ada kelebihan dan kekuranganya. Dan alhamdulillah kerjaan saya sukses meski masih menunggu kerjaan setelahnya yakni monitoring.

Good Bye Harry Potter..hiks


Film Harry Potter and The Deathly Hallows part II

Akhirnya setelah menunggu lama, gue bisa juga menonton Harry Potter and The Deathly Hallows part II , edisi terakhir yakni yang ke 8. kayaknya legaaa banget bercampur sedih (ih lebay) karena setelah ini gw gak bakal liat liat Harpot, Hermione dan Ron Weasley lagi.

Ketika film Harpot susah tayang di Jakarta, nggak mungkin juga gue ke Singapur Cuma untuk nonton. Kayaknya hebat banget gitu,  sok kaya. Hingga akhirnya masuk lah itu film ke Jakarta, tapi lagi-lagi harus menahan diri karena membludaknya penonton hingga harus pesen jauh-jauh hari.

Ketika “rindu” sudah tak tertahan dengan tiga jagoan ini gue telpon ke 21 dkt rumah dan mereka mengatakan kalau bioskop sudah mulai sepi karena ada 4 bioskop langsung memutar film Harpot.

Film Harpot edisi terakhir ini diawali dengan cerita yang terus menegang, musik yang mendukung hingga gue ikut deg-degan terutama ketika Hermione nyamar menjadi Bellatrix Lestrange, si penyihir cewek paling tengil dan ngejilat si Voldemort terus. Film Harpot kali ini menurut gw bagus di awal, ketika Harpot yang tampil sebagai pahlawan di kastil Hogwarts. Ketika kepala sekolah baru Severus Sanpe akhirnya ngacir keluar karena kekompakan yang ditujukan oleh murid-murid di Hogwarts.

Harpot terakhir ini, si Rowling menampilkan karakter pemain lain yang selama ini terkesan diam dan alim di Harpot sebelumnya. Seperti Karakter Professor Minerva MacGonagall yangselama ini lebih banyak diam dan terkesan tampil manis menunjukan keahliannya dalam sihir ketika berduel dengan Severus serta mengeluarkan pasukannya untuk minta perlindungan di Hogwarts.

Lalu ibunya Ron ,Molly Weasley (Julia Mary Walters) dalam film kedua ini juga tampil duel melawan Bellatrix Lestrange untuk melindungi anaknya. Juga sosok cupu selama film Harpot sebelumnya, (duh gw lupa namanya, yg giginya tonggos), dia tampil sebagai pahlawan. Dengan beraninya dia melawan Voldemort dan menghabisi ular kesayangnya si the who u know itu.

Film Harpot ini mengingatkan gw akan film trilogy The Lords of The Ring, ketika endingnya begitu menggegerkan detakan jantung gw karena tampilan efek computer yang dibuat kolosal begitu keren. Tapi untuk Harpot ini di 30 menit terakhir film mulai kedodoran. Terlebih lagi di adegan ketika harry bertemu dengan Dumbledore di Kingscross. Semua serba putih, mengingatkan guw dengan film Pirates Carabian yang kedua ketika Jake bermimpi di sebuah ruangan serba putih dan hanya dirinya dan kapal pribadinya yang muncul.

Toh semua sah-sah saja bagi pecinta Harpot ketika melihat endingnya yang begitu manis di mana sempet kecele” kalau Harry harus mati karena bagian dari dirinya terdapat kekuatan Voldemort. Toh itu untuk bikin pecinta Harpot gak rela kalau sampai jagoannya mati.
Yang bikin resah di endingnya ketika ditulis 19 tahun kemudian. Duh, mungkin untuk novel bagus tapi untuk film??? Kayak di sinetron, si Harpot serta kawan-kawannya didadani tua karena sudah memiliki anak. Kenapa harus ada seperti itu??apa mungkin ada kelanjutan Harpot di mana anaknya yang menjadi peran utama. Dan ternyata Voldemort juga punya anak dan melakukan balas dendam?? Hahahahahha….we”ll’see. Anyway jujur sih agak sedih gak bisa lagi nonton Harpot karena karakternya udah kepake banget sejak dia kecil.
.